Banyak orang tua yang mengeluhkan betapa sulit mengasuh anak di masa
sekarang ini. Apalagi jika tidak sekedar ingin smendapatkan anak yang pintar,
tetapi juga shalih. Bukan saja sikap anak-anak sekarang yang memang lebih
berani dan agak “sulit” di atur, tetapi juga tantangan globalisasi budaya,
informasi dan teknologi yang turut andil dalam mewarnai sikap dan perilaku anak.
Ibarat seperti membuat istana pasir di tepi pantai, begitu tersapu ombak maka
akan hanyut hilang begitu saja. Apa yang sudah diupayakan orang tua rasanya
sia-sia. Keadaan yang demikian tidak jarang kemudian menimbulkan stress. Repot,
capai, dua hal ini yang sering terucap oleh para ibu ketika sudah merasa jenuh
dengan anak-anak. Apalagi bila anak sudah cenderung bertindak semaunya. Tidak
mau diatur, susah tidur, rewel, tidak mau makan, berantem dengan kakak adiknya,
mengacak-acak apa saja yang ada di rumah, atau segala macam perilaku
“menjengkelkan” anak-anak. Rumah yang sudah ditata rapi akan kembali bagaikan
kapal pecah.
Stress
merupakan reaksi tubuh pada seseorang akibat berbagai persoalan yang dihadapi.
Masalah anak-anak merupakan salah satu persoalan yang dapat menimbulkan stress.
Gejala-gejalanya mencakup mental, sosial dan fisik. Bisa berupa kelelahan,
kemurungan, kelesuan, kehilangan atau meningkatnya nafsu makan, sakit kepala,
sering menangis, sulit tidur atau malah tidur berlebihan. Stress akan merubah
cara kerja sistem kekebalan tubuh, menurunkan daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit. Banyak penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat
antara stress dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah
tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu
kesadaran penuh setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan
keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikisnya agar tidak mudah dihinggapi
stess. Lalu bagaimana mengurangi tekanan agar dapat mengasuh anak
tanpa stress?
1. Pahami Cara
Pandang Islam Tentang Anak
“Wahai
orang-orang yang beriman, jangan kalian mengkhianati Allah dan Rasul, dan
jangan kalian mengkhianati amanat-amanat kalian, sedang kalian
mengetahui. Ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian adalah ujian.
Dan di sisi Allah ada pahala yang besar”. (QS. Al-Anfal: 27-28)
Anak adalah amanah sekaligus
ujian dari Allah SWT. Sebagaimana amanah maka harus dididik dan diasuh dengan
baik. Ujian yang diberikan lewat anak sangat beragam. Ketika ajaran Islam
tentang anak dapat dipahami dengan baik, maka Insya Allah kita akan dapat
mendidik dan mengasuh anak-anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
2. Kenali Potensi Anak
Allah SWT menciptakan
manusia sekaligus dengan potensinya berupa akal, kebutuhan jasmani, dan naluri.
Pada masa anak-anak ketiga potensi ini masih terus tumbuh dan berkembang.
Disinilah perlunya bimbingan dan pengarahan. Ketidak mampuan orang tua dalam
mengenali potensi anak dan penampakannya seringkali menimbulkan masalah. Karena
sejatinya, permasalahan manusia termasuk anak-anak berkisar tentang pemenuhan
kebutuhan jasmani dan naluri. Sebelum memasuki usia baligh akal anak masih
belum sempurna, sehingga terkadang belum mampu menyelesaikan problemnya dengan
pemahaman yang benar. Banyak orang tua (ibu) yang tidak mengenal dengan
baik potensi-potensi anak. Tidak mampu membedakan antara kebutuhan jasmani dan
naluri. Akibatnya, sering merasa kesulitan ketika harus menangani masalah
perilaku anak.
gendong anak
Sebagai contoh, anak yang
terus menerus menangis sering membuat ibunya kesal. Ketika anak menangis, hal
pertama yang semestinya dilakukan adalah mencari tahu kenapa anak terus
menangis. Bisa jadi lapar, sakit, ngantuk, haus, atau ingin digendong. Disinilah
dibutuhkan analisa yang tepat. Anak yang menangis karena lapar, tidak bisa
dihentikan tangisnya dengan gendongan, karena lapar merupakan kebutuhan jasmani
yang harus dipenuhi tidak bisa dialihkan. Anak lapar membutuhkan makan, bukan
gendongan, maka saat itu juga anak harus segera diberi makan. Belajar mengenali
potensi anak dapat dimulai dengan melakukan analisa-analisa kecil dari
setiap masalah anak. Bagaimana mungkin penyelesaian masalah akan didapat kalau
akar masalahnya sendiri tidak dikenali.
3. Pelajari Tumbuh
Kembang Anak
Setiap anak tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Ketidak tahuaan orang tua
tentang tumbuh kembang anak sesuai usia, bisa menimbulkan tekanan.
Apalagi jika orang tua terlalu ambisius dalam menuntut hasil bukan proses.
Pendidikan dan pengasuhan yang baik harus dilakukan sesuai dengan usia anak.
Pengetahuan tentang tumbuh kembang akan sangat membantu dalam melakukan
penanganan terhadap masalah anak, sehingga tidak sempat stress karena salah
memperlakukan anak. Anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang
dimilikinya. Anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, maka ibu harus
siap dengan nasi yang tercecer dimana-mana. Karena anak usia 3 tahun tentu
belum bisa terampil memakai sendok atau memasukkan makanan tepat di mulutnya.
Atau ia ingin mengambil minum memakai wadah gelas kaca, karena dia sering
melihat ibunya minum dengan gelas seperti itu. Biarkan saja, sampaikan dengan
lembut untuk memegangnya dengan hati-hati dan awasi dari jauh. Banyak ibu
yang tidak memahami masalah ini, dan tidak jarang pula yang menimbulkan stress.
Padahal sesungguhnya dengan mencoba-coba, anak sedang melakukan proses belajar.
4. Kerjasama
Mengasuh dan mendidik anak
memang tugas utama ibu, tapi diperlukan juga kerjasama untuk meringankan
tugasnya. Sekali waktu suami membantu atau menghendel pekerjaan rumah dan
anak-anak dengan mengajak orang-orang terdekat yang bisa diminta bantuannya.
Luangkan waktu khusus bersama suami untuk membicarakan persoalan anak-anak dan
mencari solusinya, terutama yang sekiranya bisa menimbulkan stress.
Mempekerjakan pembantu rumah tangga juga akan sangat membantu meringankan
pekerjaan rutin. Sehingga ibu bisa punya lebih banyak waktu untuk
memperhatikan anak-anak. Tetapi jika tidak, cobalah untuk bekerja efektif dan
efisien dengan manajemen waktu yang baik. Banyak ibu yang merasa sangat
capai dengan pekerjaan rumah tangga hanya karena sebenarnya tidak pandai
mengatur waktu. Jika mempunyai anak yang relatif lebih besar, dapat
ditanamkan pengertian pada mereka untuk ikut membantu mengelola tugas rumah
tangga sehari-hari. Ajarkan prinsip kerja sama dan tanggung jawab sejak dini
pada anak, agar ia terbiasa bersikap mandiri, berinisiatif dan dapat
diandalkan.
5. Jauhkan
Anak Dari Situasi yang Menekan
Anak rewel terkadang hanya
karena merasa tidak nyaman. Maka perlu diperhatikan saat-saat anak mengalami
kelelahan. Kapan dia harus makan dan beristirahat. Ketika merasa tidak nyaman,
capai, lelah, ngantuk, lapar maka gampang sekali anak menimbulkan masalah.
6.
Cari teman Untuk Berbagi
Teman merupakan sesuatu yang
sangat berharga dalam hidup. Bayangkan jika banyak sekali masalah yang
dihadapi, tetapi tidak ada teman curhat yang dapat dipercaya. Ibarat gelas jika
diisi air terus menerus, maka akan tumpah luber kemana-mana. Pastikan bahwa
teman yang dipilih benar-benar yang bisa membantu bukan teman yang justru akan
menambah masalah baru. Mengunjungi atau berbagi pengalaman dengan para ibu yang
sukses dalam melakukan pengasuhan terhadap anak-anak akan sangat membantu.
Suami tentu saja diharapkan dapat menjadi teman (sahabat) terbaik buat isteri
untuk menumpahkan segala masalahnya termasuk urusan anak-anak. Insya Allah
curhat dengan suami rahasia akan lebih terjaga. .
7. Sabar
Sabar merupakan cara mengatasi
stress yang paling jitu. Jika tidak dengan kesabaran, bagaimana mungkin akan
sanggup menghadapi setiap masalah anak-anak dengan baik dari sejak bangun tidur
sampai tidur kembali. Sabar disertai dengan niatan ikhlas hanya semata-mata
untuk mencari ridlo Allah SWT akan menjadi energi yang luar biasa dalam
menjalani kehidupan. Maka seberat apapun beban dan ujian yang diberikan lewat
anak-anak Insya Allah akan dapat dihadapi dengan ringan.
8. Tawakal dan Doa
Tak ada masalah yang tidak
ada penyeselesaian. Begitu pula dengan persoalan anak-anak. Bertawakallah
kepada Allah, maka akan diberi jalan yang kadang di luar perkiraan. Saat sudah
merasa sangat tertekan dengan persoalan anak-anak, rasanya sudah tidak ada
jalan keluar, tanpa diduga terjadi perubahan yang luar biasa pada anak-anak
kita. Kepasrahan puncak kepada Allah perlahan akan meringankan beban dan tidak
menimbulkan stress. Berdoalah selalu minta bantuan Allah SWT dalam
menyelesaikan masalah anak-anak. Kadang kita sudah berusaha optimal untuk
memperlakukan dan memberikan yang terbaik. Tetapi sejatinya hanya Allah jualah
yang membukakan mata, hati dan pikiran anak-anak kita untuk mau mengerti
seperti yang kita inginkan. Sebutkan namanya satu persatu ketika
mendoakan mereka. Mintalah jalan kepada Allah sesuai dengan apa yang kita
inginkan untuk masing-masing anak. Doa akan memberikan kekuatan ketika kita
menghadapi anak-anak dan permasalahannya. Karena hanya Allah jualah yang paling
mengerti apa yang terbaik untuk anak-anak kita. Doa akan menguatkan kita dalam
menghadapi masalah seberat apapun.