Kamis, 09 Januari 2014

Catatan Seorang Ibu

Kebanyakan, orang tua akan malu jika mendapat kritikan anak, karena dianggapannya : "loe masih kecil, tahu apa loe?" Dengan melakukan hal ini, sama artinya orang tua  telah menutup jalur aktualisasi diri anak. Dengan melakukan kritik atau koreksi, anak sebenarnya telah mengaktualisasikan pengetahuan yang dia dapat. Kalau sarana aktualisasi pengetahuan ini telah tertutup bagi dia, maka dia akan mencari sarana yang lain, atau bahkan mencari wujud aktualisasi diri yang lain, yang bukan pengaktualisasian (pewujudnyataan) pengetahuannya. Bisa jadi dia justru memilih mengaktualisasikan hal-hal yang negatif, misalnya kemarahannya, atau kebiasaan buruknya, atau bahkan sesuai dengan informasi yang dia peroleh dari media massa yang menyesatkan, misalnya melalui narkoba atau pergaulan yang tidak sehat lainnya.


Nah, kalau ini yang terjadi, keluarga sendiri yang rugi kan !! maka sebagai orang tua yang bijaksana, bukalah diri Anda terhadap kritik atau koreksi anak. Tidak perlu malu atau minder jika dikritik atau dikoreksi oleh anak yang notabene adalah manusia kecil. Justru seringkali pengetahuan atau kebijaksaan orang tua diperoleh dari anak.
Lebih baik menjadi Ibu yang sangat bahagia apabila anak memberikan kritik atau koreksi yang benar. Hal itu tidak hanya menunjukkan bahwa anak tersebut sudah pandai, tapi juga menujukkan bahwa anak itu peduli atau perhatian sama Ibu. 
 
            Aspek lain penting ketika orang tua menerima kritikan anak adalah menerima kritikan anak. Ketika kita menolak kritik atau koreksi dari anak, anak akan belajar untuk bertindak demikian. Ketika kita menerima koreksi dari anak, anak pun akan belajar demikian. Nah, ini berkaitan dengan karakter anak juga. Sebagai orang tua yang baik, seharusnya orang tua peduli dengan hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar