Setiap orang yang sudah berkeluarga pasti ingin sukses. Sedangkan pengertian keluarga sukses adalah keluarga yang di dunia berhasil menjalankan misi sebagai pemimpin orang yang bertakwa dan di akhirat, berhasil mencapai visinya terbebas dari neraka. Seperti yang ada pada doa sapu jagad (rabbana aatinaa fiid dunya hasanah wa fiil akhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban naar). Doa tersebut bermakna "Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan jauhkan kami dari api neraka". Allah swt. berfirman, “Maka barangsiapa yang telah dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah sukses.” [QS. Ali Imran (3): 185]
Untuk meraih kesuksesan dalam berkeluarga, posisi anak menjadi
penting. Jadikan anak sebagai aset penting untuk meraih sukses keluarga.
Perlakukan dan persiapkan mereka agar mampu menjadi pemimpin umat dan bangsa,
perlakukan dan bekali mereka agar mampu menjadi penyelamat orang tua dan
keluarganya dari neraka.
Ada dua ciri yang menandakan bahwa orang tua
telah merasakan anaknya adalah aset
penting keluarga, yaitu:
1. Jika ada rasa khawatir jika anak yang dititipan Allah kepada orang tua tidak menjadi seperti yang diamanahkan.
2. Jika ada rasa cemas jika anak yang sebagai modal berharga untuk meraih sukses keluarga menjadi sia-sia tidak berguna.
1. Jika ada rasa khawatir jika anak yang dititipan Allah kepada orang tua tidak menjadi seperti yang diamanahkan.
2. Jika ada rasa cemas jika anak yang sebagai modal berharga untuk meraih sukses keluarga menjadi sia-sia tidak berguna.
Allah swt. pun menyuruh orang tua, punya rasa khawatir terhadap
anak-anak kita. “Dan hendaklah takut (cemas) orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap keadaan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” [QS. An-Nisa (4): 9]
Di ayat itu juga Allah swt. memberi resep kepada kita agar tidak
meninggalkan anak-anak yang lemah. Resepnya adalah tingkatkan kapasitas moral
kita dengan bertakwa kepada Allah, menambah kapasitas konsepsional kita
sehingga kita mampu berkata yang benar (qaulan sadiidan), dan perbaiki kualitas
amal kita (tushlihu’ ‘amal).
Resep itu harus dilakukan secara bersama-sama dalam keluarga, bukan
sendiri-sendiri. Ini terlihat dari ayat itu ditulis Allah swt. dengan bentuk
jamak. Jadi klop dengan prinsip ta’awun alal birri wat taqwa (tolong menolong
dalam ketakwaan) dan al-mu’minuna wal mu’minaat ba’duhum auliyaa’u ba’d (lelaki
yang beriman dan wanita yang beriman mereka satu sama lain saling
bantu-membantu).
Step to step-nya seperti ini.
Step to step-nya seperti ini.
1.Mulailah kedua orang tua memperbaiki
diri.
2. Hadirkan lingkungan terbaik untuk
anak dan
hindarkan mereka dari lingkungan yang merusak.
3. Beri mereka makanan yang terjamin gizi dan kehalalannya.
4. Berikan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi
keluarga.
5. Tentu saja siapkan anggaran yang cukup.
6. Setelah itu, bertawakalah kepada Allah swt. Doakan selalu anak
Anda.
Dalam memberikan pendidikan kepada anak, yang harus menjadi titik tekan adalah:
1. Mengikatnya dengan (suasana) Al-Qur’an
2. Menjadikannya terus menerus merasa dalam pengawasan Allah swt.
3. Menumbuhkan cinta kepada Nabi saw., keluarga dan para sahabatnya. Menjadikan mereka sebagai sumber panutan dan rujukan hidup
4. Membiasakannya mencintai segala hal yang diridhai Allah; dan menjadikanya benci terhadap yang dimurkai Allah.
5. Membekalinya dengan keterampilan memimpin dan berjuang.
6. Membekalinya dengan keterampilan hidup.
7. Membekalinya dengan keterampilan belajar.
8. Menjadikannya mampu menggunakan berbagai sarana kehidupan (sain dan teknologi).
Dalam memberikan pendidikan kepada anak, yang harus menjadi titik tekan adalah:
1. Mengikatnya dengan (suasana) Al-Qur’an
2. Menjadikannya terus menerus merasa dalam pengawasan Allah swt.
3. Menumbuhkan cinta kepada Nabi saw., keluarga dan para sahabatnya. Menjadikan mereka sebagai sumber panutan dan rujukan hidup
4. Membiasakannya mencintai segala hal yang diridhai Allah; dan menjadikanya benci terhadap yang dimurkai Allah.
5. Membekalinya dengan keterampilan memimpin dan berjuang.
6. Membekalinya dengan keterampilan hidup.
7. Membekalinya dengan keterampilan belajar.
8. Menjadikannya mampu menggunakan berbagai sarana kehidupan (sain dan teknologi).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar